Resensi Novel Sang Pencerah



Bahasa Indonesia
Resensi Novel Sang Pencerah
Diajukan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah bahasa indonesia
Dosen Pembimbing : Marlina Elianti, M. Pd



Disusun oleh :
Dian Mardiana


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2015



IDENTITAS
 JUDUL BUKU               :  SANG PENCERAH
PENULIS                        :  Akmal Basery Basral
TERBIT                           :  Mizan Pustaka
CETAK                            : Juni 2010
JUMLAH HALAMAN    : 461





Sinopsis
 Buku ini menceritakan tentang seorang pemuda yang bernama Muhammad Darwis. Ia lahir dari kedua orang tua yang keturunan penyebar agama islam tersebar di tanah jawa. Bapaknya yang bernama K.H Abu Bakar dan ibunya yang bernama Siti Aminah. Darwis anak ke empat dari ketujuh bersaudara.
Darwis di prediksi oleh para kiai, bahwa Darwis akan menjadi seorang pembuka agama islam dan akan memikul tugas untuk merapihkan kembali keimanan masyarakat di YogyakartDarwis.  Dari pernyataan seorang kiai, kemudia Darwis berencana untuk memperdalam mencari ilmu agama islam di mekah.
Pada suatu hari, Darwis  berangkat menimpa ilmu kemekah sampai lima tahun lamanya. Setelah lima tahun lamanya, Darwis menerima 10 surat dari Syaikh Ahmad Khotib, yang menyatakan bahwa Darwis telah menerima sejumlah pelajaran. Dan nama yang tercantum dari surat tersebut :Ahmad Dahlan, dan kini yang tadinya bernama Darwis sekarang menjadi Ahmad Dahlan. Ujar syaik akhmad, pulanglah dan cerahkanlah masyarakat dengan ilmu-ilmu yang sudah kamu dapatkan Selma disini.
Sepulang dari mekah, Darwis muda  mengubah namanya atas ridho dari bapaknya menjadi Ahmad Dahlan. Kemudia Ahmad Dahlan menikah dengan Siti Walidah saat berusia 21 tahun. Ahmad Dahlan pun gelisah atas pelaksanaan syariat islam yang melenceng kearah Bid’ah. Melalui langgarnya Ahmad DAhlan langsung bergegas mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah di mesjid besar kauman. Namun Ahmad Dahlan mendapat teguran dari kiai penghulu sampai kiai marah besar  di saat berbicara ingin memindahkan arah kiblat. Kiai sampai berbicara ajaran Ahmad Dahlan  itu ajaran sesat.
Ahmad Dahlan juga di tuduh kiai kapir yang ingin menyesatkan. Namun kiai Dahlan tetap ingin memindahkan arah kiblat itu. Karena kiai penghulu mesjid gede kauman marah besar dan tidak meu memindahkan arah kiblat, kiai Dahlan membuka tempat sholat yang baru dilanggar kidul dan membuka pengajian untuk anak muda. Sampai akhirnya kiai dahlan membuka syarikatan muhammadiyah Walaupun tidak mendapat dukangan dari kiai penghulu kiai dahlan mendapat dukungan dari Budi Utomo.
Pada suatu hari kiai Dahla sri sultan hamengkubuwono tak keberatan pada permohonan atas pendirian syarikatan muhammadiyah. Karena hal itu menyangkut agama islam, Sri Sultan memerintahkan  patih untuk meneruskan surat itu kepada kiai penghulu. Sampai akhirnya kiai penghulu mau berdamai dengan kiai Dahlan sampai menerima perpindahan kiblat dan menerima adanya pendirian muhammadiyah.
Kelebihan buku ini adalah
1.     mudah di pahami / diterima di berbagai kalangan masyarakat
2.     menceritakan agama islam di Indonesia pada saat itu
3.     bahasa yang di gunakan baik dan mudah di pahami
4.     kata yang di gunakan bersifat membangun

kekurangan buku ini adalah
1.     penempatan tokoh yang kurang jelas
2.     nama tokoh yang membingungkan
3.     terlalu monoton ceritanya
4.     kurang berkesan tema yang  di gunakan

kesimpulan
Novel ini mengajak kita tentang islam muhammadiyah dan baik untuk di baca siapa saja dewasa,anak-anak,mauapun orang tua. Novel ini juga mengajak kita semua untuk merenung menjelajahi islam yang sebenarnya dan dari novel ini

Komentar